Thursday, August 21, 2008

8. Drs. K.H. Mawardi AS. - Ketua Umum Majelis ulama indonesia Provinsi Lampung

Mau Membina Bagaimana, Kalau Mereka Dijauhi

Dulu, waktu menjadi kepala penerangan (di Lampung), saya dapat surat dari Departemen Dalam Negeri yang ditujukan kepada gubernur. Isinya adalah permintaan penelitian tentang ada-tidaknya Islam Jama’ah pada waktu itu (sekitar tahun 1980-an). Lalu saya menyurati kepada Kantor Departemen Agama se-Lampung, yang pada waktu itu ada 4 kabupaten. Diantara isinya adalah permintaan untuk melaporkan tentang keberadaan Islam Jama’ah di daerahnya masing-masing. Di antara yang empat tersebut, ada satu kota yang melaporkan bahwa memang Islam Jama’ah itu ada. Laporan tersebut saya sampaikan kepada gubernur, lalu saya dipanggil Pak Sekretaris Daerah (Sekda). Setelah itu, Pak Sekda memastikan laporan tersebut kepada Kakandepag yang melaporkannya, dan diperolehlah nama Samsuri sebagai pimpinan Islam Jama’ah di Lampung pada waktu itu. Namun setelah Samsuri dipanggil, diketahuilah bahwa yang dimaksud bukanlah Islam Jama’ah, tapi LEMKARI, yang sudah mendapat restu dari pemerintah pusat.

Setelah saya pindah-pindah jabatan, perkembangan soal Islam Jama’ah sudah tidak saya ikuti lagi. Namun kemudian, saya dengar LDII sudah ada kegiatan keagamaannya, terutama kalau qurban. Selaku Kepala Kantor Departemen Agama (Kandepag), Lampung Selatan, selalu dikirimin daging qurban, dikirimin sajadah, dikirimin sarung. Setelah pensiun, saya jadi wakil ketua MUI Provinsi Lampung pada tahun 2000 sampai 2005.

Pada tahun 1980-an, Islam Jama’ah menjadi perbincangan karena ada anggapan bahwa mereka tidak mau membaur dengan umat Islam lainnya. Namun karena posisi saya pada waktu itu memang bukan memegang suatu lembaga yang berkaitan dengan ormas, jadi saya tidak meneliti benar. Setelah saya jadi pengurus MUI pada tahun 2000, tidak ada gejolak. Pada waktu Munas MUI di Hotel Sari Pan Pasifik, Pak Ikhwan (Sekretaris Umum, MUI Pusat) menjelaskan bahwa alhamdulillah, sekarang ini LDII sudah mengadakan pendekatan dan minta diakui sebagai bagian dari MUI. Pada waktu itu, ada yang tidak percaya adanya. Menurut Pak Ma’ruf Amin, diterima baik kalau begitu, tapi benar-benar ya mau menghilangkan image yang selama ini (ada). Ketua (MUI) yang lain mengusulkan untuk diminta sumpahnya bahwa LDII sekarang sudah paradigma baru. Namun, hal itu tidak terjadi, karena Pak Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa LDII sekarang sudah paradigma baru. Oleh karena itu, tolong di daerah itu diadakan pembinaan.

Jadi, paradigma baru menurut Pak Ma’ruf Amin menegaskan bahwa tidak benar apa yang diisukan selama ini (terhadap LDII). Jadi sudah berubah. Jadi sudah banyak perubahan. Jadi sudah menyesuaikan. Apa-apa yang dituduhkan sama orang itu tidak benar, gitu.

Sepulang dari Munas MUI di Lampung, ada kegiatan diskusi tentang perhimpunan kebangsaan pada tahun 2005 akhir. Pada waktu itu, pembicaranya dari MUI dan LDII serta Ormas Islam yang lain. Dalam acara tersebut, ada yang mengatakan bahwa LDII sekarang ini dicurigai masyarakat, karena beberapa sikap seperti jemuran yang kalau diambil tetangganya, dicuci lagi. Selain itu, kalau masuk rumahnya dipel lagi. Merespon hal itu, saya mengulasnya berdasarkan dari Munas MUI sesuai dengan pandangan Pak Ma’ruf Amin.

Paradigma baru LDII yang saya pahami adalah adanya perubahan, dari perubahan-perubahan yang selama ini dianggap tidak benar, seperti kasus jemuran tersebut, kemudian orang lain yang masuk di masjid LDII, bekasnya dipel lagi, kemudian kalau berwudlu itu harus pakai “teklek” atau bakiak. Itu anggapan-anggapan yang berkembang, yang menurut saya tidak ada masalah. Ada keluarga saya yang kayak gitu, yang sudah menjadi anggota LDII dan tidak ada masalah. Jadi apa yang ada itu, tidak ada yang benar. Pada waktu penyelenggaraan rapat koordinasi daerah (Rakorda) MUI Se-Jawa dan Lampung, di mana Lampung sebagai tuan rumahnya, Pak Ma’ruf Amin diundang oleh LDII di masjid LDII, dan saya ngasih sambutannya. Di sana saya mengulas apa yang dikatakan Pak Ma’ruf Amin bahwa paradigmanya sudah diperbarui sehingga sudah tidak ada masalah. Karena itu, mari kita saling percaya-mempercayai.

Di antara yang menarik dari kata-kata Pak Ma’ruf Amin adalah seperti ”Tolong Pak, ini dibina. Mereka orang yang mau minta maaf, masak kita tolak. Tuhan saja Maha Pengampun dan Pemaaf.”
...

No comments: